RENAISSANCE

Kegelisahan, Kegembiraan, dan Harapan

Perkembangan Psikologi Remaja

Perkembangan Psikologi Remaja

 Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.

 Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut. Berikut ini merupakan berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja, berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi pendidik.

 Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif

Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Dewi merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Dewi akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Dewi yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Dewi akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Dewi tidak memiliki teman, dan sebagainya.

 Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua

Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku “pemberontakan” dan melawan keinginan orang tua. Bila tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orang tua tidak menyadari akan pentingnya tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar. Hal yang sama juga dilakukan remaja terhadap orang-orang ‘yang dianggap sebagai pengganti orang tua’, guru misalnya.

 Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin

Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan. Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini. Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan jenisnya sampai akhir usia remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakmatangan dalam perkembangan remaja tersebut.

 Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri

Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk perkembangan selanjutnya (masa dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun).

 Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma

Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep mengenai harus menjadi seperti siapakah “aku” ?, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya. Maka penting bagi orang tua dan orang-orang ‘yang dianggap sebagai pengganti orang tua’ untuk mampu menjadikan diri mereka sendiri sebagai idola bagi para remaja tersebut.

 Selain berbagai tuntutan psikologis perkembangan diri, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain:

  • Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
  • Emosinya tidak stabil
  • Perkembangan Seksual sangat menonjol
  • Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
  • Terikat erat dengan kelompoknya

Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan.

 Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:

1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun

a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:

  • Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
  • Anak mulai bersikap kritis

b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:

  • Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
  • Memperhatikan penampilan
  • Sikapnya tidak menentu/plin-plan
  • Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib

c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:

  • Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
  • Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria

2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun

Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:

  • perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
  • mulai menyadari akan realitas
  • sikapnya mulai jelas tentang hidup
  • mulai nampak bakat dan minatnya

 Dengan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan remaja dan ciri-ciri usia remaja, diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya.

             Permasalahan yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan pendidik tentang baerbagai tuntutan psikologis ini, sehingga perilaku mereka seringkali tidak mampu mengarahkan remaja menuju kepenuhan perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang orang tua dan pendidik mengambil sikap yang kontra produktif dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut. Sebuah PR yang panjang bagi orang tua dan pendidik, yang menuntut mereka untuk selalu mengevaluasi sikap yang diambil dalam pendidikan remaja yang dipercayakan kepada mereka. Dengan demikian, diharapkan para orang tua dan pendidik dapat memberikan rangsangan dan motivasi yang tepat untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan dirinya.

April 23, 2008 - Posted by | Pencerahan

98 Komentar »

  1. bagus bagus sekali aku jadi bisa dapat tugas. tulis trus sampai se buku ya. trimaksaih

    Komentar oleh allllll | Juni 2, 2008 | Balas

    • bagus aku jadi lbih mengerti tentang remaja lebih jauh

      Komentar oleh Alma | Oktober 14, 2009 | Balas

  2. Enakan jadi anak-anak ya 😀

    Komentar oleh kristiono | Juni 3, 2008 | Balas

    • emang sih di lihat secara sepintas enakmya jadi anak-anak sich…tapi kalau jadi anak-anak terus gimana dunia mw berkembang dong…

      Komentar oleh Meilinda | Juni 5, 2009 | Balas

  3. Betul, enakan jadi anak2..bebaaas seperti berung g ada yang harus di pikirkan, hanya main dan main hee..

    Komentar oleh ami | Juni 10, 2008 | Balas

  4. Hehehe tapi ada ruginya juga, belum bisa pacaran dan kawin lho… 😀

    Komentar oleh kristiono | Juni 11, 2008 | Balas

  5. thanks, bisa dpt tugas

    Komentar oleh @bie | Juli 1, 2008 | Balas

  6. selesai tidak selesai dikumpulkan! 🙂

    Komentar oleh kristiono | Juli 5, 2008 | Balas

  7. terima kasih saya mendapat masukan yang sangat berarti, kebetulan anakkua baru mulai jadi abg & butuh info ini, thank’s

    Komentar oleh kaiye | Juli 15, 2008 | Balas

  8. sama-sama pak. senang bisa membantu 🙂

    Komentar oleh kristiono | Juli 17, 2008 | Balas

  9. Remaja memang masa yang paling rawan sehingga memerlukan perhatian yang sangat serius. Di Bali ada salah satu LSM yang sangat perduli dengaan berbagai permasalahan remaja. KISARA (Kita Sayang Remaja) yang menyediakan berbagai layanan khusus buat remaja dari pemberian informasi, edukasi, konseling, sampai pada layanan kesehatan khusus untuk remaja, dengan titik berat pada kesehatan reproduksi. Silahkan kunjungi……………
    Masa remaja sangat identik dengan masa krisis diri dan menemukan identitas pribadi. Jika remaja tidak disediakan informasi yang benar dan konsisten oleh semua lapisan maka saat itulah kebingungan pada remaja dimulai, sehingga kemampuan remaja untuk menampilkan perilaku yang bertanggung jawab akan sangat menurun. Let do something to the youth!

    Sutarsa
    Relawan KISARA

    Komentar oleh sutarsa | Juli 25, 2008 | Balas

  10. Sutarsa: kita mulai dari yang ada di sekitar kita ok! 🙂

    Komentar oleh kristiono | Juli 27, 2008 | Balas

  11. bagaimana caranya nuntuk mendapatkan penyuluhan tentang psikologi remaja kebetulan kami akan mengadakan pesanteren Ramadhan yang materi membicarakan tentang psikologi remaja mudah-mudahan dapat membantu kami terimakasih sebelumnya.

    Komentar oleh A. ZAKY AMIN | Agustus 30, 2008 | Balas

  12. belum pernah coba yang ini, tapi coba lihat di ypi.or.id
    ada beberapa yang bagus, tapi sebagian berbackgroud Katolik. Tapi kalau mau sekalian dialog lintas agama, nanti saya rekomendasikan 🙂

    Komentar oleh kristiono | September 1, 2008 | Balas

  13. Lalu bagaimana jika apa yang dianggap baik oleh ortu tetapi sebaliknya oleh remaja (anak ), misal : nasehat/perilaku, etc. Memang sih apa yang “kita” anggap benar belum tentu bagi orang lain, paling tidak sebagai orang tua pastinya mengusahakan yang terbaik dong buat anak2nya. Lalu apakah perilaku anak tersebut masih dalam batas + perkembangannya. Lalu bagaimana ortu menyikapi ??? thanks bgt….

    Komentar oleh NN | September 3, 2008 | Balas

  14. NN: ortu dan anak kan manusia yg berbeda. pasti lah ada perbedaan pandangan. lha wong antar orang tua (suami dan istri) aja bisa beda iya gak? Soal ortu ke anak… ini lemahnya budaya bangsa kita. Sejak kecil kita tidak dibiasakan mengeksplor sendiri pengetahuan kita. Orang tua terlalu sering bilang “jangan!” Padahal, kalo anak dibiarkan mengeksplor sendiri, nanti juga akan sampai pada pengetahuan itu. Trus anak dibiarin aja? ya gak lah. Fungsi kita mendampingi dan mengawasi. Kalau memang sangat membahayakan diri mereka, baru kita ikut campur, kalo gak ya biar anak mengalami sendiri pengetahuannya… Tembok dirumah saya penuh dengan coret-coretan yang menurut anak saya adalah gambar spiderman. saya biarkan saja. Kotor? kata RINSO itu bagian dari pendidikan hahaha 😀 Kalo emang tidak membahayakan tubuh dan jiwa anak, mengapa kita tidak memberi kesempatan anak untuk mengalaminya sendiri? Sejak anak saya melihat orang keserempet motor di jalan, anak saya tidak pernah lagi keluar rumah dan langsung lari ke arah jalan… Padahal sebelumnya begitu pintu pagar terbuka, biasanya dia langsung ngacir ke jalanan… Menurut saya dia sudah mengalami sendiri pengetahuannya… walaupun lewat pengalaman orang lain… iya kan? 😀

    Komentar oleh kristiono | September 6, 2008 | Balas

  15. he..paz bgt ma tugasq
    trimz ya temen2

    Komentar oleh anggia | September 8, 2008 | Balas

  16. senang bisa ikut bantu 🙂

    Komentar oleh kristiono | September 9, 2008 | Balas

  17. bagus,.,. jadi bisa buat tambahan referensi tugas q,,, thanks,,,,

    Komentar oleh ullum intivade | September 12, 2008 | Balas

  18. Sama-sama. Survey membuktikan bahwa ternyata kebutuhan informasi memang sangat tinggi ya…

    Komentar oleh kristiono | September 18, 2008 | Balas

  19. bantu aku ngerjain tugas yang bnyak inih . situs ini udah bangyak ngebantu aku ..

    Komentar oleh muti | Oktober 16, 2008 | Balas

  20. thanks bgt ya! bisa buat referensi tugas
    Sekalian nanya ya mas!he..he.. kenapa masih ada remaja yg sdh di usia 18 tahun tapi masih bersikap kekanak-kanakan malah kalau di kasih saran biar berubah,eh malah bilang “kan aku anak bungsu jadi ‘gak bisa mengalah” trus kalo menurut teori dia,umur bisa aja dewasa tapi pribadinya kan bs aj blm dewasa,tapi kalau menurut saya seharusnya dengan usia 18 tahun,yang berarti kita sdh hidup selama 18 tahun dan sudah lumayan memperoleh pengalaman yang bisa bikin pribadi kita semakin dewasa.Terus kok ada ya orang yang egois bangeeeeet,dan selalu pesimis setiap mau melakukan sesuatu selalu bilang “ngak bisa,ngak mungkin,Itu tu susah,DLL” orang kayak gini bener-bener bikin kita ngak nyaman di dekat dia.

    Komentar oleh vike | Oktober 20, 2008 | Balas

  21. muti: senang bisa bantu. Sesekali titip tulisanmu di sini juga boleh. Pasti juga akan berguna bagi orang lain 🙂

    Vike: Krn memang perkembangan kedewasaan tidak melulu bergantung dari kedewasaan umur. Kadang ada orang-orang yang matang ‘karbitan’, umurnya belum dewasa, tp keadaan dan situasi senantiasa menuntut dia untuk jadi dewasa.
    Satu saran: jangan pernah bilang sama orang lain jika kamu berniat mengubah dia. Udah jadi kodrat kali ya, bahwa orang tidak suka dinasehati dan diminta untuk berubah. Amati dia. Kenali dia. Buat dia percaya pada kamu. Lalu baru masuk melalui hal-hal yang lewat pengamatan kamu ga bakal ‘ditolak’ sama dia. Dan berubah itu sebuah proses. Jangan tunggu sehari, seminggu, sebulan, setahun lalu ada hasilnya. Usaplah terus, maka batu yang kasar bisa jadi halus… tapi butuh waktu.

    Bilang ga bisa, ga mungkin? Ya dia tidak akan pernah bisa. Itu namanya minder. Buat dia merasa nyaman dengan dirinya, baru kamu suruh, pasti dia akhirnya mau.

    Selamat berusaha.. 😀

    Komentar oleh kristiono | Oktober 21, 2008 | Balas

    • yuap w…. setuju bgt jadilah orang dewasa sesuix…coz kal karbitan hasilanya biasanya tidak sesuai….heeeee..ee.e

      Komentar oleh rere | Oktober 8, 2009 | Balas

  22. wah…… susah juga…
    trus gimana caranya biar yang usianya sudah dewasa, bisa menjadi benar – benar dewasa dalam perbuatannya…
    masalahnya BIASANYA (yang aku lihat )anak yang sudah dewasa lebih bisa memahami dan mengerti apa sih yang baik buat dia,paling tidak buat masa depannya sendiri….. ya kalau menunggu waktu, sehari, seminggu, sebulan sih ngak apa2… tapi kalau setahun, dua tahun, tiga tahun….dst..blm dewasa2 juga…gimana donk… soalnya yang aku alami…kok makin lama si anak ini makin ngak dewasa…… gimana dongkkkk solusinya… tolong di bantuin…terima kasih….

    Komentar oleh henny | Oktober 22, 2008 | Balas

  23. Henny: waktu yg diperlukan biasanya bergantung pada caranya. Ada saat di mana dia mengalami peristiwa khusus dan berubah. Yg ini pasti relatif cepat. Kalo tidak ada saatnya, maka kita yg buat saatnya, kita ciptakan sendiri saatnya! 🙂 Di tambah unsur kepercayaan yg berhasil kita bangun. Sungguh deh, klo orang itu sudah percaya sama kita, biasanya apa yg kita kehendaki pasti dia lakukan. Hehehe itulah sebabnya mengapa sering ada ‘pasien’ yang kemudian jatuh hati sama ‘konselornya’. Jadi bangun dulu kepercayaan dia. Pasti prosesnya lebih cepat. Tapi, sekali lagi, tidak ada yg instant! 😦

    Komentar oleh kristiono | Oktober 22, 2008 | Balas

  24. singkat cerita….aku punya tmn dkt dia skrg masi 19 thn. ada trauma psikis yang dialami. ketika ibunya meninggal setelah 100harinya bokapnya menikah lagi dengan seorang wanita lain dan benere dia gak dan amat tidak setuju.karena dia pikir wanita itulah penyebab kematian ibunya.padahal itu semua hanya perkiraan dia aja.kenapa dia bersikap kayak gini??? itu hal yang wajar.tapim senggaknya dia bisa bersikap sedikit dewasa kita yang lebih muda harus menghormatia yang tua?? ya kan…..sampai sekarang dia masi cuek dengan ibuy tirinya dan ibu tirinya juga ego juga so,…gmn caraku tuk bantu dia min kasi solusi tuk menakrabkan keduanya.thx

    Komentar oleh indah. | November 21, 2008 | Balas

  25. Indah: 100 hari dan papanya sudah menikah lagi…? Hm… 😦 memang sulit untuk tidak mengatakan ada sesuatu di sana.
    Agak sulit bagi saya untuk memberikan komentar yang membangun, karena ketika saya membayangkan ada di posisinya, saya pasti juga akan sangat sulit menerima kehadiran ibu tiri yang ‘timing’ kehadirannya sangat tidak tepat dan sangat tidak bijaksana seperti itu.
    Yang jelas, setiap orang harus belajar untuk berpikir positif tentang segala hal.. Sebenarnya ini bukan masalah hormat terhadap yang tua, kadang yang tua juga dapat membuat kesalahan dan perlu ditegur. Mungkin caranya yang lebih bisa dipoles, sehingga semua pihak merasa senang.
    Saya cuma bisa bilang, give her a chance! Berikan kesempatan kepada ibu tirinya, sedikit demi sedikit. Jika memang niatnya baik, waktu yang akan menghaluskan keduanya. Kadang kita harus belajar menerima sesuatu yang baru, karena menerima sesuatu yang baru tidak harus berarti membuang apa yang lama… Cinta yang sejati tidak akan habis terkikis oleh waktu… dan kematian…
    😀

    Komentar oleh kristiono | November 24, 2008 | Balas

  26. Artikel anda di

    http://psikologi.infogue.com/perkembangan_psikologi_remaja

    promosikan artikel anda di infoGue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema, game online & kamus untuk para netter Indonesia. Salam!

    Komentar oleh infoGue | Desember 18, 2008 | Balas

  27. Remaja memang masa-masa yang labil.Ibaratnya,ditiup angin sedikit saja bisa goyah,apalagi bila ‘angin’ itu angin yang mengarahkan kepada hal-hal yang negatif.Karena pada dasarnya,hal-hal yang negatif lebih mudah ditiru daripada hal-hal yang positif.Oleh karena itu,sedapat mungkin kita sebagai orang tua atau orang yang peduli terhadap remaja,senantiasa harus berusaha untuk bisa menjadi orang yang dipercaya oleh remaja tersebut.Sehingga dengan begitu,kita dapat mengarahkan remaja-remaja kita kepada hal-hal yang lebih positif.

    Komentar oleh fauzal | Januari 17, 2009 | Balas

  28. wah, niy masih kurang lengkap. coba deh kasih teori-teorinya dengan sumbernya. teorinya Erikson tu bagus loh!

    Komentar oleh moellah | Maret 24, 2009 | Balas

    • hehehe tlg tambahin dong 🙂

      Komentar oleh kristiono | Maret 25, 2009 | Balas

  29. nulis nya yg lengkap dikit,,

    adi tugas gue cepet selesai..

    hehee…

    tq ya bro

    Komentar oleh rio | Juni 7, 2009 | Balas

  30. masa remaja adalah masa peralihan dimana pada masa ini para remaja belum memiliki tujuan hidup yang jelas, oleh karena itu peran orang tua atau orang-orang terdekatnya lah yang harus memberikan arahan-arahan yang harus di lakukannya. tapi yang sering terjadi karena kesibukan orang tua anaknya sering terbengkalai dan tidak mendapatkan perhatian yang khusus dari orang tuanya sehingga para remaja sering mencari perhatian dari lingkungan luar yang belum tentu kebenarannya.

    Komentar oleh Lorman | Juni 12, 2009 | Balas

  31. Mas atau om atau mba atau bu atau kakak

    ini kurang lengkap dilengkapi yaaa???

    tnx GOD BLESS

    NBP

    Komentar oleh No Body Perfect | Juli 31, 2009 | Balas

  32. bagus juga uraianyya

    Komentar oleh indra | Oktober 6, 2009 | Balas

  33. Terima kasih, senang bisa membantu. Tulisan ini memang belum lengkap dan belum sempurna, jadi jika ada teman-teman yang ingin menambahkan sesuatu lemat comment, monggo kerso 🙂

    Komentar oleh kristiono | Oktober 14, 2009 | Balas

  34. psikoogi perkembangan adalah pelajaran yang menyenangkan ntah masu aja di hati palagi dosennya itulho!!!!!!!!!!!!!!

    Komentar oleh dodi | Oktober 16, 2009 | Balas

  35. makasih artikelnya….tlng dilengkapi dengan kasus-kasus remaja saat ini terus teori yang mendukung sgh artikelnya lebih bagus

    Komentar oleh adi | Oktober 19, 2009 | Balas

  36. dodi: dosennya cuantikkkk… seksi….. ah senangnya… 😀

    adi: aduh gak sempet mas…

    Komentar oleh kristiono | Oktober 27, 2009 | Balas

  37. sebenarnya sih kalo emang udah tidak tahan…kenapa tidak….al jawas…!

    Komentar oleh syafii Ismail | Januari 21, 2010 | Balas

  38. gaya bgeeeeeeeeet cIIIIh lOOOO

    Komentar oleh sefty | Maret 19, 2010 | Balas

    • gaya? hidup itu perlu gaya… mau jadi apa hidup klo gak colourfull?

      Komentar oleh kristiono | April 14, 2010 | Balas

  39. pemuda yang cerdas adalah yang mengenal dirinya dan menjadi dirinya dengan benar. terima kasih atas tulisannya,semoga menambah ilmiku yang sangat sedikit ini

    Komentar oleh lalu ichwan | April 20, 2010 | Balas

  40. kemarin saya cemas menghadapi anak saya yang baru abg,tapi setelah saya baca artikel ini saya jadi tahu dan punya bekal
    untuk menghadapi kecemasan hadi saya menghadapi anak yang abg

    Komentar oleh nuzul gunanti | April 27, 2010 | Balas

  41. ichwan ‘n nuzul: … sama2…

    Komentar oleh kristiono | Mei 10, 2010 | Balas

  42. makaci y…dah bantuin tugas..
    aq ada tugas ni…
    thanks a lot..
    dan bhasan nya mdah d pahami

    Komentar oleh ipeh | Mei 11, 2010 | Balas

  43. hmmm..emang betul kl hidup itu memang sebntar ketika anak2 pengen jadi remajadan dewasa, setelah remaja dan dewasa takut tua..loh..dan pikiran itu akan kembali lagi, stelah remaja, dewasa ,tua, datang ingin jadi anak2 lagi..^^

    Komentar oleh kembar tsani | Mei 19, 2010 | Balas

  44. bagaimana juga remaja yang masih belum melewati masa transisinya………??????????????????????

    Komentar oleh Jove Harefa | Mei 23, 2010 | Balas

  45. bagus2 …………………. lanjutkan.

    Komentar oleh yuny | Mei 29, 2010 | Balas

  46. terima kasih atas informasinya,..,.

    Komentar oleh kepleboy | Mei 31, 2010 | Balas

  47. Benar sekali yang disebutkan oleh artikel diatas mengenai tugas perkembangan remaja.
    saya cuma bisa berkata bahwa remaja itu masih dalam keadaan mencari identitas diri.. dan yang paling penting adalah peran orangtua untuk membangun pribadi anak remaja,jangan sampai mereka salah jalan.. dan bagi orangtua jangan selalu memaksakan kehendak karena anak remaja juga perlu kepercayaan dan respek dari orngtua. remaja itu bukan ujian yang bisa diperbaiki tapi bagaimana cara kita untuk mengarahkan mereka kehal-hal yang baik.

    Komentar oleh hevi | Juni 20, 2010 | Balas

  48. remaja merupakan masa transisi. Massa ini merupakan masa yang saling tumpang tindih dengan masa anak-anak ( pada remaja awal) dan dewasa(pada remaja akhir). Di masa inilah seringkali muncul konflik antara orangtua dan anaknya.

    Komentar oleh rr08 | Juni 21, 2010 | Balas

  49. Cara menontrol anak remaja itu seperti apa ya? soalnya emosi mereka sulit untuk dikendalikan.

    Komentar oleh Ayu Marlika Leni Putri | Juni 21, 2010 | Balas

  50. jadi anak remaja itu serruuu yaaa..
    masa kebebasann..hehe

    Komentar oleh Nadya Khairunnisa | Juni 21, 2010 | Balas

  51. memang sich pada masa remaja tingkah lakunya aneh2.g tentu dan yang ada mengikut-ngikut gAya orang lain.

    tapi bagaimana ya cranya agar kita bisa tau bagaimana yang sebenarnya ia inginkan,sedangkan remaja yang sedang puber bawaannya suka tertutup dan agak sensitif..?

    Komentar oleh rizki | Agustus 14, 2010 | Balas

  52. setiap indvidu adalah unik,jadi pada orang tua harus memahami karakter anak masing-masng sehingga anak tidak terjerumus pada hal yang negatif

    Komentar oleh darmi | Maret 5, 2011 | Balas

  53. tRimakasiih….
    dEgan iNi saYa bisa nGLarin TugasQ d Cmpus…!!!
    🙂

    Komentar oleh ikaa | Maret 14, 2011 | Balas

  54. thannnnnnnnnnk’s yaaaaaaa
    tapi lebih banyak dong,biar dpet banyak informasix….

    Komentar oleh ajijah | April 17, 2011 | Balas

  55. memang cieh remaja itu masa yang paling indah tapi law bisa lain kali makahnya lebih koplit dooonkz

    Komentar oleh lelly | April 17, 2011 | Balas

  56. aku sbg remaja ga suka kehendaknya di paksa2.. apa yg aku lakuin menurutku itu yg terbaik,walaupun kadang suka ada kecerobohan atau sikap yg plinplan..selama aku masih bergaul dg org2 yg menyayangi aku.aku percaya mereka akan selalu menjaga aku..
    aku yg berumur 15thun masih suka yg di rumah,karena aku fikir di rmh itu lebih enak,ga ngeluarin duit, ga capek, dan pasti ortu ga perlu terlalu khawatir sm anaknya.. tapi yg paling aku ga suka kalau lagi di rmh yg kerjaan ku cuma nonton,browsing dan mungkin tidur. selalu di paksa untuk baca baca dan baca.waktu liburpun di suruh baca.. aku remaja yg punya keinginan dimana aku mau baca ya pasti akan kulakukan..aku ga suka di paksa2 dan seperti di pojokan dg nilai di sekolah yg menurutku ga terlalu buruk..sayang aja kalau aku baca karena terpaksa !!!
    memang niat nya baik,tapi ortu bisalah ngertin sedikit. baru aja selesai ujian di sekolah..waktu liburpun masih aja di suruh baca…
    maaf nih aku jadi curhat. karena tadi aku baru aja di marahin dan itu di suruh baca..aku kesel aja lagi asik2 nonton master chef(aku suka masak). eh di tegor “jgn kebanyakan nonton, km itu tugasnya cuma belajar”.. apa yg salah??” aku nonton biar aku jg tau cara masak yg benar gmn.naah itu jadi nilai positif jg kan?….jadi nya skrg aku cuma nangis.dan numpang curhat di blog ini.. master chef pun terlewatkan oleh ku.aaaaaah sedih 😥

    Komentar oleh Erlindah DJ | Juni 30, 2011 | Balas

    • @ Erlindah: kacian… 🙂 😀 orang tua memang niatnya selalu baik, tapi tidak semua orang tua adalah orang yang tau bagaimana meyampaikannya ke anak agar anak bisa liat maksud baiknya.. orang tuamu kan juga manusia.. iya kan 🙂 ?? wajar dong klo py kekurangan. bagus deh klo sebenernya kmu bisa liat niat baik orang tua, salut lho saya, tidak semua anak bisa begitu.. 😀 keren… 🙂 sudah dikomunikasikan belum sama ortu? coba deh, cari waktu ketika ortu lg santai, ato lg hepi, trus coba ngobrol santai.. trus selipin deh keinginan2 kmu, supaya ortu juga ngerti maksud kmu..coba misalnya klo mama lgi bikin camilan, lagi di makan bareng@,, trus kmu ngomong: eh enak lho Ma.. mama nih pinter masak.. kayak … (siapa yg ada di master chef) itu yang ada di master chef lho Ma.. aku jadi pingin pinter masak.. klo aku pinter masak, pokoknya mama sama papa aku bikinin kue terus.. makanya Pa aku seneng nonton master chef.. biar pinter masak… (Liat, masukkan idemu? ortu tau deh keinginannmu. dan mereka gak akan marah.. klo caranya kita pinter.. butuh latihan, tp lama-lama bisa deh..) oce.. GBU. mampir aja klo butuh “kalimat2” okay… 😀

      Komentar oleh kristiono | Juli 7, 2011 | Balas

  57. hi kak saya ,mau tanya akhir akhir ini saya sering ngerasain pusing yang berkepanjangan dan tidak sembuh sembuh dan saya merasa aneh dengan diri saya sendiri sampai samp[aqi teman sekampus ada yang bilang kalau tingkah laKU SAYA ANEH trus akhir ini juga saya lebih banyak murung dan diem ketika saya dengan teman teman saya dari reniariyanti mohon atas solusinya

    Komentar oleh KRISTIONO | Juli 5, 2011 | Balas

  58. @reniariyanti: ada banyak penyakit fisik yg aslinya bukan penyakit. kadang tekanan psikologis (biasanya justru kita tidak sadari) juga menimbulkan sakit fisik. umumnya pusing, mual, mudah lelah, tidak semangat.. de.el.el.
    saya sendiri tidak mengenal kamu, maka yg tahu sebabnya adalah kamu sendiri.. kadang jujur terhadap diri sendiri itu jauh lebih sulit daripada jujur ke orang lain. telusuri dirimu sendiri.. terbuka terhadap diri sendiri.. temukan sebabnya.. klo udah ketemu.. terima itu sebagai bagian dirimu. lari dari masalah tidak akan menyelesaikan masalah.. terima dulu, baru hadapi..oce. GBU.

    Komentar oleh kristiono | Juli 7, 2011 | Balas

  59. […] […]

    Ping balik oleh Perkembangan Psikologi Remaja « Warmanious | Juli 26, 2011 | Balas

  60. kak,,saya sebagai remaja kurang bisa bergaul secara luwes seperti remaja2 yang laen
    ntu kenapa y kak??
    apa perkembangan remaja saya terganggu??

    Komentar oleh rizki | September 2, 2011 | Balas

  61. thanks pak.. jadi bisa nih mengerjakan pr ….

    Komentar oleh jeckha | September 13, 2011 | Balas

  62. Masalah Remaja semua ortu Prihatin.
    tapi haru banyak belajar dari berbagai pengalam orang lain dong. Gini Ortu yg sayang sama anak kan pasti harus membinbin anaknya atau lakuin yang terbaik buat putra atau putrinya.
    Que punyai suatu ceritra,….ada seorang teman saya, yang sangat dekat, dia surhat, kepd sy, sejak umurnya blasan dia sudah mengalami sex dengan seorang pria yg usianya lebi dari dia. Mereka melakukan berkali-kali (untung tidak berbuah) setala melakukan sex 1 atau 2 kali baru merasa getaran cinta di hati. tatapi setelah dua tahun putus tampah sesuatu yang jelas. Tolonging,,,,,,dong,,,,,,,,,, Que ku sendiri nggak kuat memberi arah yang baik kepd teman akrabku ini

    Komentar oleh Nellys | September 17, 2011 | Balas

    • Maaf saya sempat non aktif lama,
      Hmm tidak ada jalan lain selain diajak untuk menerima situasi dan belajar dari pengalaman. Toh waktu tidak bisa direwind kan? Semoga dia belajar dari pengalamannya..

      Komentar oleh kristiono | November 14, 2012 | Balas

  63. permisi..om, mohon di bantu…inidari mana sumber tertulisnya? thx

    Komentar oleh sabda | Oktober 25, 2011 | Balas

  64. masa remaja adalah masa yang paling enak kali yaaaaaaaaaa

    Komentar oleh pungky chyby-chyby wow | Januari 19, 2012 | Balas

  65. ia nich, g ada daftar pustakanya…………… thx

    Komentar oleh ekha | Maret 17, 2012 | Balas

    • Sebagian besar dari pengalaman..

      Komentar oleh kristiono | November 14, 2012 | Balas

  66. trmh ksh yahhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!

    uda membantu sy dlam mnyelesaikan tgs!!!!!!!!!!!!!

    Komentar oleh jumarnhy | Maret 24, 2012 | Balas

  67. memang benar dan saya setuju dengan hal tersebut.

    Komentar oleh NURMAULIDA | September 19, 2012 | Balas

  68. Terimakasih atas Tip dan Artikelnya, memang fakta menunjukkan demikian tergantung bagaimana kita menanamkan nilai kepribadian agar anak tumbuh dan berkembang lebih secara paedogogik dan konvergensi lingkungan yang baik

    Komentar oleh Koes Noto Risma | September 27, 2012 | Balas

  69. faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis remaja ap aj pak?

    Komentar oleh mey | November 28, 2012 | Balas

    • genetik dan lingkungan. keduanya besar pengaruhnya, akan tetapi lingkungan jauh lebih berpengaruh.

      Komentar oleh kristiono | Desember 5, 2012 | Balas

  70. I think this is one of the most significant information for me.

    And i am glad reading your article. But should remark on few general things, The web site style is great, the
    articles is really nice : D. Good job, cheers

    Komentar oleh Isabella | Mei 24, 2013 | Balas

  71. artikelnya sama persis sama yang dimajalah MOP bulan april 2012 denagn judul “melirik perkembangan psikologi remaja” karya Reni Prihatina

    Komentar oleh nova | Juli 24, 2013 | Balas

    • Hati2 zaman ini banyak org yg suka copas, bahkan guru sekalipun hahaha

      Komentar oleh kristiono | Agustus 7, 2013 | Balas

  72. artikelnya bagus tapi artikelnya kok sama persis dengan artikel yang dimajalah MOP bulan april 2012 dengan judul “melirik perkembangan psikologi remaja” yang ditulis oleh guru bahasa Indonesiaku, bunda Reni Prihatina

    Komentar oleh nova | Juli 24, 2013 | Balas

    • Wah perlu di tanya tuh dia dapat darimana? Hahaha Siapa yang duluan menerbitkan? Saya atau dia? Kan ada tanggalnya 😀

      Komentar oleh kristiono | Agustus 7, 2013 | Balas

  73. Trima kasih artikelnya pak Kris, boleh tahu apakah Bapak seorang psikolog?

    Komentar oleh herlina | September 12, 2013 | Balas

    • Saya adalah seorang konselor di sebuah sekolah swasta di Jakarta…

      Komentar oleh kristiono | September 16, 2013 | Balas

  74. maaf ya mau tanya.anak teman saya berusia 14 thn.dy skrg tdk mau sekolah lagi,sering tdk plg sampai 2 hari.di marahi,di pukul sdh jg di lkukan.jd apa yg seharusx di lakukan supaya anak itu mau menurut dan mendengar kata orang tuanya.

    Komentar oleh etty yhullia setyanie | April 21, 2014 | Balas

    • Ada banyak faktor yang bisa menyebabkannya. Mungkin akan baik jika anak dipertemukan dengan psikolog sehingga bisa dicari tahu penyebabnya. Biasanya ada latar belakang lingkungan, entah di sekolah, entah di rumah, entah di tempat bermain… saya tidak bisa berkata banyak jika tidak bertemu dengan sang anak dan melihat situasi rumah dan sekolahnya…

      Komentar oleh kristiono | Mei 30, 2014 | Balas

  75. apakah dy ciri2 anak yg sdh terkena narkoba? kasihan ibunya,bila dy tdk pulang sampai keliling2 dy mencari,tp plg2 2 hari saja dy betah dirumah.setelah itu dy kmbuh lg.aq jg sampai ikut2 an pusing.karna dy kan anak cewek,tp kenapa gak mempan dgn pukulan,omelan, bahkan dgn q bawa curhat jg sering.jd bgmna lg cr mengetahui kehendak dan keinginan anak tersebut.trims mas atas kesediaannya untuk menjawab.

    Komentar oleh etty yhullia setyanie | April 21, 2014 | Balas

    • Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Saya merekomendasikan situs ini:

      http://kampungbenar.wordpress.com/efek-samping-ciri-ciri-pecandu-narkoba/

      Dan sering kali karena tidak tahan kecanduan, anak sering mencuri apa saja milik orang tua atau saudara untuk alasan yang tidak jelas, karena ia membutuhkan uang tersebut untuk membeli narkoba. Sehingga sering terjadi kehilangan uang dan barang berharga di rumah…

      Komentar oleh kristiono | Mei 30, 2014 | Balas

    • @etty : Jika posisi di Bekasi atau Jakarta, mungkin saya bisa bantu dammpingi, saya bukan profesional, tapi kadang saya membantu orang2 di sekitar saya…

      Komentar oleh kristiono | September 30, 2014 | Balas


Tinggalkan Balasan ke sefty Batalkan balasan